Yay, akhirnya kami tiba juga di kota Surabaya setelah menempuh perjalanan 6 jam dari kota Semarang. Puji Tuhan, roadtrip yang kami lakukan hingga saat ini berjalan lancar, meskipun semuanya merupakan rencana jalan-jalan dadakan atas request dari my mom in law. Ha-ha.. Sambil beristirahat di dalam kamar, aku ingin sekali berbagi cerita pengalaman kuliner kami selama 2 hari kemarin di kota Semarang. Perjalanan roadtrip yang ditempuh dari Jakarta menuju Semarang kali ini memakan waktu lebih lama sekitar 16 jam, wow! Angka ini jauh lebih lama bila dibandingkan saat kami melakukan roadtrip ke Semarang pada tahun 2012 lalu. But, we’re grateful to be in this trip, dan menikmati perjalanan ini. Mom is the one who is really excited about this trip, karena mama hanya memiliki waktu berlibur panjang saat musim lebaran seperti ini. So, let’s go, Mom!
Tepat tanggal 01 July 2016 (Jumat), jam 5 pagi kami melakukan perjalanan dari Jakarta dan tiba di kota Semarang pada jam 8.30 malam. Yay! Saat tiba, kami langsung menuju ke daerah Pecinan Semarang dimana daerah ini banyak terdapat klenteng-klenteng (vihara) dan ada satu destinasi wisata kuliner Semarang bernama Semawis yang hanya buka setiap akhir pekan (Jumat, Sabtu, dan Minggu) mulai jam 18:00 – 23:00. Pasar atau Waroeng Semawis merupakan pasar malam yang menghadirkan aneka makanan kuliner khas Semarang, seperti siomay, pisang plenet, ayam goreng, lunpia,
nasi ayam, nasi gudeg, seafood, aneka jajanan lokal, makanan modern, dan lainnya. Di sana kami sempat mencoba Nasi Gudeg (IDR 22K) dan Sate Babi (IDR 35K/5 pcs) yang keduanya sama-sama enak. Namun sayangnya, daerah ini masih berantakan, kotor, dan kurang tertata rapi bila dibandingkan dengan area wisata kuliner di Bandung seperti Sudirman Street misalnya.
Ada begitu banyak rekomendasi makanan yang diberikan oleh para followers-ku di Instagram, thank you all for sharing your recommendations! We really appreciate it! 🙂 Nah, di antara semuanya, kami memutuskan untuk mencoba beberapa di antaranya, salah satunya adalah Warung Makan Asem-Asem Koh Liem yang berada di daerah Karanganyar, Semarang. Berlokasi dekat dengan SMA Kolese Loyola Semarang, tempat makan ini dari luar terlihat seperti ruko, namun ketika masuk ke dalam, bentuknya seperti warteg lho! Di atas meja makan sudah berjejer rapi aneka gorengan seperti Kekian Goreng, Tempe Goreng, Peyek Udang, Sate Ayam, Sate Babi, dan lain-lainnya. Semuanya terlihat menarik, namun tentu saja, aku langsung memesan menu spesial yang selalu dicari oleh pecinta kuliner Semarang, yaitu Asem-Asem Daging.
Asem-Asem Daging yang notabene adalah menu legendaris sejak puluhan tahun lalu di Semarang ini, sekilas mengingatkan aku akan kuah masakan ikan Pindang yang mamaku suka masak setiap tahun untuk merayakan Sincia di rumah. Citarasa kuah Asem-Asem Koh Liem (IDR 25K) sungguh enak! Rasa asemnya tidak berlebihan, terasa begitu menyegarkan dengan rasa sedikit pedas, manis, dan gurih, serta adanya aroma belimbing wuluh yang khas di dalamnya membuat kami
sangat menikmati hidangan ini. Potongan daging sapi berbentuk dadu juga cukup banyak dan semua dagingnya empuk! Selain itu, kami juga memesan Udang Pete dan Pare (total IDR 20K), Kekian Goreng (IDR 10K), dan Peyek Udang (IDR 7K) untuk melengkapi hidangan ini. Semuanya enak-enak, terutama Kekian Goreng yang mirip seperti NgoHiang Jakarta. Bedanya, Kekian Goreng ini lebih padat berisi olahan daging babi, udang, dan telur di dalamnya. Banyak yang bilang masakan babi kecap di sini juga enak lho, tapi sayang kami belum sempat mencobanya karena kami menyisakan perut untuk destinasi kuliner berikutnya ha-ha.. Bila kalian juga pecinta kuliner, jangan lupa mampir ke Semawis dan Warung Asem-Asem Koh Liem ya! Nah, itulah destinasi kuliner pertama-ku di Semarang, stay tuned for my next post guys!
Follow my SnapChat to see the live updates: Myfunfoodiary
or FIND ME here:
Warung Makan Asem-Asem
Jl. Karang Anyar No. 28/C4 (depan SMA Loyola), Semarang
Phone: (024) 3565 628 / 356 7474
Operating Hour: 07:00 – 16:30