Akhirnya Hachimitsu Udon dan Donburi resmi dibuka sejak 3 hari lalu di daerah Pesanggrahan, Puri Indah, Jakarta Barat pada tanggal 25 Maret 2015. Tidak sulit untuk menemukan restoran ini karena setiap kali menuju arah pulang ke rumah, kami selalu melewati daerah ini dan posisinya tepat di ruko yang ada sebelum jembatan naik yang menuju ke Puri Indah. Kami sudah lama penasaran, maka setelah pulang gereja, kami langsung mengunjungi restoran ini untuk makan siang bersama dengan mama. Karena berada di ruko, tempat parkir yang tersedia tidak banyak.
Persis di depan pintu masuk, terdapat area open kitchen sehingga pengunjung bisa melihat proses pembuatan udon yang fresh setiap harinya. Rupanya, konsep di sini adalah self-serviced dimana customer diharuskan untuk membawa sendiri tray makanan yang tersedia, langsung memesan makanan dan minuman yang diinginkan, dan membayar pesanan di kasir. Namun, karena area makan di lantai 1 begitu sempit, kami langsung naik ke lantai 2. Dan saat itu belum ada pengunjung lain, jadi kami bisa leluasa mengambil foto suasana ruangan yang tampak minimalis dan nyaman.
Hot Ocha, IDR 8K - free refill
Menu makanan yang disediakan tidak banyak, karena Hachimitsu saat ini berfokus pada menu Udon dan Donburi (Japanese Ricebowl) sesuai dengan slogan nama restorannya. Pada menu Udon, hanya tersedia 3 pilihan, yaitu Niku Udon (signature dish), Kake Udon, and Curry Beef Udon. Tentu saja, aku memilih Niku Udon karena ini adalah menu andalannya. Sedangkan untuk menu Donburi, tersedia 4 macam pilihan, antara lain ada Gyu Tan Don, Gyu Don, Chicken Teriyaki Don, dan Chicken Katsu Don.
Niku Udon, IDR 34.5K
Semangkok Udon kuah yang diberi irisan daging sapi tipis asin dan kake dashi soup ini merupakan menu andalan di Hachimitsu. Rasa kuah kaldu berwarna kecokelatan terasa ringan di lidah, sementara daging sapinya juga empuk. Sekilas tekstur kekenyalan udon dan rasa kaldunya terasa mirip dengan menu udon yang biasa aku makan di Ma***ame Ud** namun tidak sama persis. Aku juga menambahkan irisan daun bawang pada soup-nya agar lebih beraroma, namun sayangnya Tenkatsu (remah-remah tempura yang crunchy) belum ready saat itu.
Gyu Don (beef ricebowl), IDR 34.5K
Selain Udon, kami juga memesan satu porsi nasi yang diberi topping irisan daging sapi tipis, daun bawang, bawang bombai dan wortel di atasnya. Menu ini tersedia dalam dua versi, antara manis atau asin. Karena Udon yang kami pesan sudah asin dagingnya, maka kami memesan versi Sweet untuk Gyu Don ini. Porsi nasinya banyak, daging sapinya empuk dan bumbu homemade Teriyaki sauce-nya benar-benar enak! Bila ingin sedikit sensasi pedas, bisa juga tambahkan taburan chili flakes di atasnya.
Gyu Tan Don (ox-tongue rice bowl), IDR 54.5K
Gyu Tan Don merupakan menu andalan dari kategori Donburi di Hachimitsu, namun karena mama tidak suka lidah, aku tidak jadi memesan menu ini. Sampai suatu ketika, saat sedang mengambil foto makanan, sang pemilik noticed keberadaan kami, dan kemudian menyediakan Gyu Tan Don sebagai complimentary untuk dicoba. Thank you! Benar saja, irisan lidah sapi yang disajikan bersama fluffy omelette ini tidak terasa seperti sedang memakan lidah, malah seperti daging sapi; terasa empuk dan masih dapat tekstur kenyalnya. The owner said that this menu is inspired from Menya Restaurant in Melbourne. My mom forgot already that she had eaten the thinly sliced salivary gland of a cow, and it tasted so good, much better than Gyu Don in the picture above. Kami mencoba versi Medium spicy dengan 2 cabe rawit, dan nikmat pedas asin pada lidah sapi semakin mantap dan lebih flavorful ketika dimakan dengan saus La-Yu (sesame chili oil) yang tersedia di counter condiments. We loved it!
Kakiage Tempura, IDR 8K per piece
Ebi Tempura, IDR 10K per piece
Ternyata, Hachimitsu juga menyediakan beragam pilihan gorengan Tempura untuk menjadi pelengkap menu Udon dan Donburi yang tersedia. Mungkin karena aku datang terlalu awal, maka gorengan ini belum tampak pada display saat kami memesan makanan. Pemilik resto ini pun kemudian menyediakan Ebi Tempura dan Kakiage sebagai complimentary untuk kami coba. Thank you! Kedua gorengan ini terasa gurih dan renyah, dan kakiage-nya unik karena terbuat dari kombinasi ubi putih dan ubi merah, dengan bawang bombai di dalamnya sehingga beraroma.
Secara keseluruhan, kami menyukai tekstur udon dan rasa kaldunya yang light namun sayangnya, ketika itu daging sapi import yang digunakan terlalu tipis potongannya sehingga terlihat hancur. Di sisi lain, porsi udon di sini sedikit lebih banyak, dan harga yang ditawarkan juga lebih terjangkau bila dibandingkan dengan Mar***** Ud**. Di antara ketiga main course yang kami telah coba di atas, Gyu Tan Don dan Niku Udon menjadi our favorite of the day. I’m glad to find a good place for good Udon and Donburi at affordable prices in my neighborhood! It’s worth a try, and we will be back again! Pssst, masih ada promo 25% off discount selama soft-opening berlaku hingga tanggal 05 April 2015. Don’t miss it, guys!
*all price above are subject to 10% tax and no service charge
SUBSCRIBE NOW on Myfunfoodiary’s YouTube to see our Travel Tips Videos!
Click Here —->Backpacking Itinerary 2 Weeks in Japan Guide for your reference
Japan TIPS <-—Click Here
April 14, 2015
Nice info. Great article 🙂
September 6, 2016
gw udah dua kali makan disini, emang enak-enak bgt makanannya. kalau kata pak bondan itu maknyusssssssssssssssss.